Menahan kentut sering dilakukan ketika Anda sedang berada di sebuah acara atau di tempat umum. Sesekali menahan kentut mungkin wajar dan tidak berbahaya, namun apa jadinya jika hal ini menjadi kebiasaan? Simak dalam ulasan berikut.
Mengapa Kita Kentut?
Sehari-harinya tubuh menghasilkan gas sebagai bagian dari proses pencernaan. Gas dalam sistem pencernaan ini perlu dilepaskan dengan mekanisme tertentu. Gas dapat keluar dari tubuh melalui anus atau yang dikenal dengan kentut, juga dapat dikeluarkan melalui mulut sebagai sendawa.
Selain dari proses pencernaan, kentut dapat disebabkan oleh proses dalam tubuh lainnya seperti:
- Udara yang tertelan: Kita semua menelan udara sepanjang hari, baik itu dari minuman berkarbonasi maupun saat mengunyah makanan. Namun, beberapa kondisi medis dapat menyebabkan aerophagia, yang bisa menimbulkan ketidaknyamanan.
- Bakteri di usus: Bakteri usus (mikrobioma) membantu tubuh mencerna makanan tertentu. Proses ini melepaskan gas hidrogen dan karbon dioksida.
- Perubahan pola makan: Saat Anda mengonsumsi lebih banyak makanan berserat tinggi daripada biasanya, bakteri di usus akan bekerja lebih keras untuk mencerna serat tersebut. Proses ini dapat menyebabkan peningkatan gas.
Baca Juga: Sering Kentut saat Olahraga, Normalkah?
Bolehkah Menahan Kentut?
Kentut adalah proses alami yang normal bagi tubuh manusia. Normalnya, seseorang bisa kentut 5-23 kali dalam sehari. Beberapa orang mungkin merasa malu atau tidak nyaman ketika kentut di tempat umum, sehingga memilih untuk menahan kentut hingga dapat dilepaskan di tempat dan waktu yang lebih baik.
Saat kentut, gas dari saluran pencernaan bergerak dari usus ke rektum, lalu keluar melalui anus. Ketika Anda menahan kentut, otot yang terlibat adalah sfingter ani, yang berada di sekitar anus dan rektum. Otot ini memungkinkan Anda mengontrol keluarnya tinja dan gas.
Saat Anda mengencangkan otot sfingter untuk menahan kentut, tekanan dalam sistem pencernaan mulai meningkat. Akibatnya, Anda mungkin akan merasakan gejala sementara seperti:
- Nyeri
- Kembung
- Rasa tidak nyaman
- Suara berdeguk atau gelembung di sistem pencernaan
Gas yang tertahan dalam tubuh akan diserap kembali oleh sistem peredaran darah dan akhirnya dikeluarkan saat Anda menghembuskan napas. Namun, sebagian besar gas tetap berada di dalam tubuh dan akan dilepaskan melalui kentut, sendawa, atau keduanya.
Menahan kentut tidak berbahaya jika dilakukan sesekali. Namun jika selalu dilakukan, hal ini dapat mengganggu sistem pencernaan.
Baca Juga: Mengapa Perut Kembung Setiap Pagi?
Kapan Perlu Periksa ke Dokter?
Jika frekuensi kentut Anda meningkat atau lebih dari 25 kali per hari, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Anda juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami kentut berlebih disertai dengan gejala-gejala berikut:
- Perubahan kebiasaan buang air besar
- Kembung parah
- Mual
- Muntah
- Sembelit
- Diare
- Nyeri perut parah dan berlangsung lama
- Tinja berdarah
- Penurunan berat badan drastis yang tidak disengaja
- Rasa tidak nyaman di dada
- Cepat merasa kenyang
- Tidak nafsu makan
Gejala di atas dapat mengindikasikan masalah kesehatan pencernaan lainnya, termasuk kanker. Apabila memiliki pertanyaan seputar kesehatan pencernaan sebaiknya periksakan ke dokter atau manfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store dan Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Brouhard, R. (2024). What Happens When You Hold in a Fart?. Available from: https://www.verywellhealth.com/is-holding-in-a-fart-bad-for-you-4151977
Cirino, E. (2020). Should You Hold in Your Farts?. Available from: https://www.healthline.com/health/digestive-health/holding-in-farts
Werner, C. (2023). Holding in farts: Is it healthy?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/is-holding-in-farts-healthy#
Watson, K. (2020). Can Holding In a Fart Cause It to Leak Out of Your Mouth?. https://www.healthline.com/health/fart-in-mouth